SCANNER BARCODE DAN CARA KERJANYA
Pengertian
Barcode scanner adalah alat yang berfungsi untuk memindai data yang tersimpan
di dalam kode-kode berupa batang garis, titik, dan persegi panjang. Kode baris atau barcode
ini terdiri dari deretan-deretan garis hitam tebal dan tipis berselang-seling,
dengan huruf atau deretan angka di bawahnya. Pada
konsep digital, hanya ada dua sinyal data yang dikenal dan bersifat boolean,
yaitu 0 atau 1. Ada arus listrik atau tidak ada (dengan besaran tegangan
tertentu, misalnya 5 Volt dan 0 Volt). Barcode menerapkannya pada batang-batang
baris kodenya yang terdiri dari warna hitam dan putih. Warna hitam mewakili
bilangan 0 dan warna putih mewakili bilangan 1. Mengapa demikian? Karena warna
hitam akan menyerap cahaya yang dipancarkan oleh alat pembaca barcode,
sedangkan warna putih akan memantulkan balik cahaya tersebut. Sistem
yang sering dipakai adalah pengkodean biner. Tiap garis mewakili angka 1 dan
sela kosong berarti 0. American Standard Code for Information Interchange
(ASCII) atau Kode Standar Amerika untuk Pertukaran Informasi menyusun daftar
kode biner tujuh digit untuk membuka kode garis.
Setiap
kode garis memiliki ruangan untuk 113 baris. Karena memakai kode biner tujuh
digit, satu kelompok tujuh garis (sela kosongnya juga dihitung) mewakili satu
angka.
Selain melambangkan
angka, ada pula kode garis yang melambangkan huruf dan karakter khusus, seperti
$, + dan sebagainya. Selanjutnya,
masing-masing batang pada barcode memiliki ketebalan yang berbeda. Ketebalan
inilah yang akan diterjemahkan pada suatu nilai. Mengapa demikian? Karena
ketebalan batang barcode menentukan waktu lintasan bagi titik sinar pembaca
yang dipancarkan oleh alat pembaca. Kode
garis atau barcode dapat memberi informasi tentang suatu barang dengan lebih
cepat dan akurat, karena informasi ini di-simpan dalam komputer. Cara menyimpan
dan membongkar informasi ini dengan menggunakan scanner (pelarik). Pelarik
inilah yang membaca kode garis pada suatu barang. Kode garis itu lalu dikirim
ke komputer oleh pabrik. Komputer membacanya dan mengubah maknanya agar dapat
dibaca oleh kita. Tentu saja dengan cepat dan akurat.
JENIS BARCODE
- Dua Dimensi (2D – Matrix Barcode)
PENGERTIAN KODE QR DAN BATANG
Kode
Batang adalah sebuah kumpulan dari garis garis yang mempunyai tebal berbeda
(batang) serta spasi yang mempunyai jarak yang berbeda pula. Kode batang ini
juga sering disebut dengan Barcode yang biasa terletak pada harga buku, produk
dll. Kode Batang ini mengumpulkan data secara horizontal yang terbukti dari
tampilannya yang ada garis garis berbaris secara mendatar. Oleh karena itu
sering juga disebut kode 1 dimensi.Kegunaan
dari kode Batang ini sudah dipakai oleh sebagian masyarakat. Misalkan sebagai
pemberi informasi tentang Harga dari suatu produk, kartu anggota ritel dari
suatu perusahaan bahkan juga dapat digunakan sebagai media informasi pelacakan
gerakan item seperti mobil, pesawat dan kapal. Untuk membaca Barcode ini, kita
memerlukan alat pemindai. Seperti yang ada di kasir minimarket itu. Selain Kode
Batang, ada juga QR Code. Barcode
terdiri dari garis hitam dan putih. Ruang putih di antara garis-garis hitam
ini, merupakan bagian dari kode juga. Didalam Barcode, jika kamu lihat dengan
teliti, terdapat perbedaan ketebalan ukuran pada garis. Garis paling tipis “1
Garis”, yang sedang “2 Garis”, yang lebih tebal “3 Garis”, dan yang paling
tebal “4 Garis”. Ukuran Setiap digit angka digambarkan dari bentuk urutan empat
garis-garis. 0 = 3211, 1 = 2221, 2 = 2122, 3 = 1411, 4 = 1132, 5 = 1231, 6 =
1114, 7 = 1312, 8 = 1213, 9 = 3112. Jika kamu memperhatikan sekali lagi dengan
teliti, dari bentuk empat garis yang berbeda, sebenarnya memiliki tujuh
garis-garis tipis 1, yang nantinya akan membentuk sebuah baris kode biner.
Garis hitam menotasikan angka 1 dan garis putih memiliki nilai 0. Misalnya pada
angka 4 = 1132 akan membentuk nilai biner 1011100.
Pada
dasarnya, Barcode memiliki standarisasi dalam penulisannya. Pada UPC kode angka
harus terdiri dari 12 digit tidak lebih dan tidak kurang. 2 digit pertama
menyatakan Negara, 6 digit berikutnya menyatakan kode perusahaan, 3 digit
setelahnya menyatakan kode produk, dan 1 digit terakhir digunakan untuk
memvalidasi kode, menyatakan bahwa Barcode itu telah sukses di Scan. Ada kode
negara yang memiliki besar 3 digit. seperti Indonesia, kode negara untuk
indonesia adalah "899" solusinya pada UPC, 2 digit kode negara
dimasukan angka 99 dan angka 8 di taruh di luar sebelah kiri barcode. Angka
yang terdapat pada sebelah luar kanan merupakan hasil penyocokan cek digit di
digit terakhir. Untuk
memahami bagaimana barcode scanner bekerja, kita harus mengeksplorasi
bagian-bagian berbeda dari perangkat itu. Pada dasarnya, ada 3 bagian
fungsional dalam sebuah barcode scanner, yaitu, sistem pencahayaan, sensor /
konverter, dan decoder.
Scanner
barcode mulai dengan menerangi kode dengan Red Light. Sensor dari barcode
scanner mendeteksi cahaya yang dipantulkan dari sistem pencahayaan dan
menghasilkan sinyal analog dengan tegangan yang bervariasi yang mewakili
intensitas gelombang magnetik. Konverter merubah sinyal analog ke sinyal
digital yang dikirimkan ke decoder. Decoder mengimplementasikan sinyal digital,
mengkoreksi dan memvalidasi dengan kalkulasi matematika, mengubahnya menjadi
teks ASCII lalu mengirimkannya ke komputer. Cahaya merah dari
scanner membuang warna hitam dan menjadikannya sinyal analog.
KODE QR
Kode
QR atau biasa dikenal dengan istilah QR Code adalah bentuk evolusi kode batang
dari satu dimensi menjadi dua dimensi. Penggunaan kode QR sudah sangat lazim di
Jepang Hal ini dikarenakan kemampuannya menyimpan data yang lebih besar dari
pada kode batang sehingga mampu mengkodekan informasi dalam bahasa Jepang sebab
dapat menampung huruf kanji. Kode QR telah mendapatkan standardisasi
internasional dan standardisasi dari Jepang berupa ISO/IEC18004 dan JIS-X-0510
dan telah digunakan secara luas melalui ponsel di Jepang. Kode QR adalah suatu
jenis kode matriks atau kode batang dua dimensi yang dikembangkan oleh Denso
Wave, sebuah divisi Denso Corporation yang merupakan sebuah perusahaan Jepang
dan dipublikasikan pada tahun 1994 dengan fungsionalitas utama yaitu dapat
dengan mudah dibaca oleh pemindai QR merupakan singkatan dari quick response
atau respons cepat, yang sesuai dengan tujuannya adalah untuk menyampaikan
informasi dengan cepat dan mendapatkan respons yang cepat pula. Berbeda dengan
kode batang, yang hanya menyimpan informasi secara horizontal, kode QR mampu
menyimpan informasi secara horizontal dan vertikal, oleh karena itu secara
otomatis Kode QR dapat menampung informasi yang lebih banyak daripada kode
batang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar